PMI Pangkalpinang Miliki Alat Cek IMLTD Menggunakan E-CLIA

Petugas medis PMI Pangkalpinang dikenalkan dengan alat baru dan canggih.(Foto: Dok.PMI Pangkalpinang).

PMIBABEL, PANGKALPINANG – Acungan jempol patut diberikan kepada Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan darah di Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Kota Pangkalpinang, PMI Pangkalpinang kini telah memiliki peralatan canggih untuk pengecekan infeksi menular lewat transfusi darah (IMLTD).

Pengecekan infeksi menular lewat transfusi darah itu, dikatakan Ketua PMI Pangkalpinang, M Sopian, Rabu (5/8/2020), menggunakan metoda e-CLIA dengan type COBAS e-411 dari Jerman.

Petugas medis PMI Pangkalpinang menyempatkan diri foto bersama.(Foto: Dok. PMI Pangkalpinang).

Untuk mengoperasikan alat itu, PMI Pangkalpinang telah mengadakan training bagi petugas laboratorium dalam pemeriksaan darah dengan menggunakan alat E-CLIA pada tanggal 6-7 Agustus 2020.

Menurut Sopian, PMI Pangkalpinang terus berusaha meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat, dan salah satu pelayanan yang diberikan oleh PMI adalah pelayanan darah.

Mutu darah yang diberikan, ditegaskan Wakil Walikota Pangkalpinang itu, tentunya terkait dengan sarana dan SDM.

“Pembangunan gedung sudah selesai, dan kita akan menambah alat laboratorium yang telah direkomendasikan oleh PMI Pusat, salah satunya pengecekan infeksi menular lewat transfusi darah yang menggunakan metoda e-CLIA dengan type COBAS e-411 dari Jerman tersebut,” tegas dia.

Karena alatnya terbilang mahal, maka ditambahkan Sopian, PMI Pangkalpinang bekerja sama melalui KSO dengan PT Roche dan PT Abimata selaku Distributor.

Kabag Pelayanan UTD PMI Kota Pangkalpinang, dr. Hj. Sjenileila Boer menambahkan, kalau dulu pihaknya menggunakan alat periksa darah menggunakan metode rapid test, sekarang beralih ke alat yang lebih canggih yakni Metode e-CLIA yang berfungsi untuk memeriksa IMLTD, yaitu 4 macam penyakit, yakni hepatitis B, hepatitis C, sifilis dan HIV.

“Melalui pemeriksaan alat e-CLIA ini, hasil sampel darah akan terkontrol secara komputerisasi baik reaktif ataupun non reaktif,” jelasnya.

Wahyono selaku Sekretaris PMI Pangkalpinang juga menjelaskan, pelayanan darah yang ideal yang diberikan kepada pasien adalah darah yang aman dari penyakit IMLTD, dan kualitasnya baik.

Hal tersebut, dikatakannya, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes) No. 91 tahun 2015 tentang Pelayanan Transfusi Darah.

Diakui Wahyono, pelayanan UTD PMI Pangkalpinang, disana sini masih belum sempurna. Namun, dengan keterbatasan yang ada, memotivasi PMI Pangkalpinang untuk terus berusaha meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. “Untuk itu, tentunya juga perlu dukungan pemerintah dan semua pihak,” pungkasnya.(Idris).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *