PMI Basel akan Bentuk Ikatan Keluarga Pasien Penderita Thalasemia

Ketua PMI Basel saat mendonorkan darahnya untuk anak penderita Thalasemia.(Foto: Dok.PMI Basel).

PMI BASEL, TOBOALI – Palang Merah Indonesia Kabupaten Bangka Selatan (PMI Basel) terus mengembangkan sayapnya untuk bisa membantu meringankan beban masyarakat Basel yang membutuhkan darah. Salah satunya akan membentuk sebuah wadah yang bernama Ikatan Keluarga Pasien Penderita Thalasemia.

Ketua PMI Basel, M.M. Iskandar mengatakan, dengan adanya Ikatan Keluarga Pasien Penderita Thalasemia itu, keluarga penderita Thalasemia akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi terkait Thalasemia, termasuk berkenaan dengan kebutuhan darah bagi penderita thalasemia.

Pasien Penderita Thalasemia yang sempat terdata di RSUD dan PMI Basel, kata Iskandar, mencapai angka 26 orang, dikatagorikan rutin untuk transfusi dan menghubungi PMI Basel untuk minta bantu dicarikan pendonor darahnya.

Iskandar menjelaskan, Thalasemia adalah sebuah kelainan darah bawaan yang ditandai oleh kurangnya protein pembawa oksigen (Hemoglobin), dan jumlah sel darah merah dalam tubuh yang kurang dari normal.

Karena kelainan darah itu yang diturunkan dari orang tua pasien, lanjut dia, maka kelainan tersebut, membuat penderitanya mengalami Anemia atau kurang darah. Kekurangan darah yang dialami penderita Thalasemia akan menimbulkan keluhan cepat lelah, mudah mengantuk hingga sesak napas.

Kelainan sel darah merah ini, masih kata Iskandar, hingga kini tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa di cegah. Penderita penyakit ini, memiliki beban rawat inap tertinggi, karena pasien membutuhkan transfusi darah seumur hidup.

Thalasemia, sambung Iskandar, memiliki 2 klasifikasi, ada minor dan mayor. Kalau minor pasien hanya berupa anemia ringan, dan penderita masih tetap bisa beraktivitas seperti biasa. Kalau mayor, penderita menjadi lemas dan tak bisa bekerja atau beraktivitas.

Thalasemia dikatagorikan berbahaya, karena merupakan kelainan sel darah merah yang menyerang sejak dini terhadap anak-anak umur 2 tahunan sampai bisa terobati. Karena ini penyakit bawaan, sampai kini, ditegaskan Iskandar, belum ada obatnya.

Hanya saja, disebutkan Iskandar, penyakit ini, tidak menular dan dapat di cegah dengan menghindari perkawinan pembawa sifat. Penyakit kelaian darah merah yang diturunkan dari kedua orang tuanya kepada anak dan turunannya.

Sebagai langkah awal untuk merealisasikan pembentukan Ikatan Keluarha Pasien Penderita Thalasemia, Ketua PMI Basel Iskandar, Selasa (7/7/2020) menyumbangkan secara langsung darahnya kepada salah seorang anak penderita Thalasemia yang berumur 5 tahun.

Dikatakan Iskandar, sebelum dilakukan donor, Ia bertemu dengan orang tua penderita Thalasemia itu. Mereka menyampaikan keluh kesah sulit mendapatkan pendonor. Sementara mereka harus menjalani transfusi darah sebulan sekali.

Disamping turut membantu dengan mendonorkan darah untuk penderita Thalasemia, PMI Basel juga kata Iskandar, memberikan nomor kontak pendonor untuk memudahkan penderita Thalasemia mendapatkan darahnya.

“Kita jatah satu anak punya 10 nomor pendonor yang bisa digilirkan waktu donor, dan bisa diseimbangkan dengan waktu transfusi dan waktu jadwal donor pendonor darah. Sekarang sudah berjalan lancar. Oleh sebab itu, banyak pendonor darah aktif di PMI Basel ikut menjadi pendonor untuk pasien penderita Thalasemia,” ujar Iskandar.

Dikesempatan sama, orang tua penderita Thalasemia mengucapkan terima kasih kepada Ketua PMI Basel yang sudah memberikan bantuan kepada anaknya untuk mendapatkan kebutuhan darah.

Ia berharap, ada pendonor yang mau mendonorkan darahnya setiap kali anaknya akan melakukan tranfusi darah.(Idris/Ahmad).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *